Apakah sistem grounding atau pentanahan yang kita pasang sudah benar?, dan Bagaimana cara mengukur grounding yang baik dan benar?
Pentanahan atau Grounding biasanya dipasang untuk mengamankan Suatu instalasi listrik dari bahaya sambaran petir.
Namun sebelum kita membahas mengenai Grounding dan bagaimana sebenarnya Grounding yang baik, ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal bahaya dari petir itu sendiri.
Apakah anda mengetahui bahwa Petir memiliki energi listrik yang sangat besar? bahkan ada petir yang menghasilkan listrik mencapai ratusan ribu bahkan jutaan Volt.
Apakah listrik dengan tegangan mencapai ratusan ribu volt itu berbahaya, dan seberapa besar bahaya listrik dari petir tersebut ?
Kita bayangkan saja jika kita tersengat listrik yang ada di rumah kita, listrik yang ada dirumah kita saja dapat menyebabkan bahaya terhadap manusia dan dapat menyebabkan kebakaran.
Padahal tegangan listrik yang biasa kita gunakan di rumah masih tergolong listrik dengan tegangan rendah yaitu sebesar 220 Volt.
Apalagi jika tersambar petir yang menghasilkan listrik dengan tegangan sampai ratusan ribu volt !!
Apa itu PETIR?
Petir adalah suatu gejala alam yang sering terjadi pada saat akan turun hujan, Petir biasa juga disebut dengan Halilintar atau kilat, Petir dapat menimbulkan energi listrik yang sangat besar, bahkan bisa mencapai jutaan Volt.
Energi listrik yang dihasilkan Petir ini terjadi karena adanya pergerakan awan secara terus menerus yang menyebabkan bergesekan antara dua lempengan, baik itu antara lempengan awan dengan awan maupun lempengan awan dengan bumi.
Yang masing-masing dari dua lempengan yang bergesekan tersebut memiliki nilai potensial yang berbeda.
Lempengan awan ada yang memiliki energi potensial yang bermuatan Positif dan ada yang bermuatan Negatif, sedangkan lempengan bumi memiliki energi potensial yang bermuatan negatif.
Petir yang memiliki energi listrik dengan tegangan yang sangat besar ini, dapat menyambar ke segala arah dan bahkan sampai menyambar ke bumi. Dampak petir pada instalasi listrik
Sambaran petir yang mengarah ke bumi dapat mengenai berbagai benda yang ada di bumi, gedung, bangunan, pohon – pohon, jaringan listrik, dan lainnya.
Sambaran Petir ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
A. Sambaran Petir Langsung
Sambaran petir langsung adalah sambaran petir yang langsung mengenai benda yang ada dibumi, seperti gedung, tower, rumah, pohon, jaringan listrik dan lainnya.
Sambaran listrik langsung memiliki dampak kerusakan yang sangat besar.
Untuk mencegah bahaya dari sambaran listrik langsung ini, biasanya dipasang Penangkal Petir (Lightning Protection) disekitar area atau tempat yang ingin dilindungi dari sambaran petir langsung.
Penangkal Petir (Lightning Protection)
Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran petir langsung adalah dengan memasang peralatan penangkal petir (Ligthning Protection).
Penangkal petir akan menerima tegangan listrik dari sambaran petir dan mengalirkan tegangan listrik tersebut ke tanah (Bumi) melalui pentanahan (Grounding).
B. Sambaran Petir tidak langsung.
Selain sambaran petir yang langsung menyambar benda yang ada di bumi, sambaran petir ada juga secara tidak langsung.
Saat terjadi sambaran petir di dekat rumah kita, terkadang dapat menyebabkan kerusakan berbagai alat listrik atau alat elektronik seperti televisi, komputer, dan lainnya.
Padahal petir tersebut tidak langsung mengenai rumah atau peralatan listrik kita.
Lalu bagaimana sambaran petir tersebut dapat menyebabkan kerusakan ?
Ini yang disebut dengan sambaran petir tidak langsung, sambaran petir tersebut tidak mengenai benda-benda yang ada dibumi, namun gelombang induksi dari listrik yang dibawa petir tersebut mengalir melalui kabel-kabel di rumah kita dan sampai pada peralatan listrik yang kita miliki.
Induksi listrik dari petir inilah yang menyebabkan kerusakan peralatan listrik tersebut.
Dan untuk menghindari kerusakan peralatan listrik dari sambaran petir tidak langsung ini, instalasi listrik dan peralatan listrik harus dilengkapi dengan Surge Arrester.
Surge Arrester
Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran listrik tidak langsung (Induksi) adalah dengan memasang peralatan Arrester (Surge Arrester).
Baca juga: Mengenal fungsi dan prinsip kerja Surge Arrester
Arrester berfungsi untuk membuang tegangan listrik yang melebihi batasan normal dan akan mengalirkan tegangan listrik berlebih tersebut menuju pentanahan (Grounding).
Bagaimana petir yang memiliki tegangan listrik yang besar dapat dinetralisir atau dinetralkan ?
Bumi adalah sistem netral yang paling baik, dan dapat meredam dan membuang tegangan listrik dari sambaran petir tersebut.
Oleh karena itulah, baik Lightning Protection (Penangkal petir) dan surge Arrester takkan dapat berfungsi dengan baik, jika sistem pentanahan atau Grounding tidak terpasang dengan baik dan benar.
Bagaimana sebenarnya system grounding atau pentanahan yang baik dan benar?
Untuk mengetahui apakah sistem Grounding atau pentanahan yang kita pasang sudah benar-benar terhubung ke bumi, yaitu sebisa mungkin harus tidak memiliki hambatan atau resistan antara kabel grounding dengan bumi.
Namun jika tidak bisa dipastikan benar-benar 100% persen terhubung ke bumi, maka dibuatlah nilai standar maksimum dari hambatan atau resistan kabel grounding ke bumi, yaitu dibawah 2 ohm atau dibawah 1 ohm.
Sebaiknya Nilai Tahanan Grounding terhadap Bumi adalah < 2 Ohm
Bagaimana caranya kita mengetahui apakah nilai hambatan atau resistan pentanahan atau Tahanan grounding yang kita pasang sudah mencapai nilai standar, sehingga dapat dikatakan sistem grounding yang kita pasang sudah baik dan benar.
Untuk mengetahui hal ini, maka kita harus melakukan pengukuran sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yang kita pasang dengan menggunakan alat ukur grounding atau pentanahan (pembumian).
Alat ukur ini biasa disebut dengan Grounding Tester atau Earth Tester.
Berbagai jenis tipe, merek dan model alat ukur grounding atau pentanahan yang dijual di pasaran.
Salah satunya kita dapat menggunakan Grounding tester atau Earth Tester merek Kyoritsu dengan model 4102A.
Bagaimana cara menggunakan alat ukur grounding tester atau earth tester untuk mengetahui kondisi sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yang kita pasang ?
Pengukuran sistem grounding atau pentanahan memang harus dilakukan dengan benar untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar.
Cara menggunakan alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester yang benar
Alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester ini, dilengkapi 3 (tiga) buah lubang konektor dan 3(tiga) kabel ukur yang akan digunakan.
Ketiga kabel tersebut yaitu:
Menghitung hasil pengukuran:
Ingat : saat akan mulai melakukan pengukuran, jangan lupa untuk menekan Tombol test pada alat tersebut untuk mulai pengukuran.
Demikianlah artikel mengenai bagaimana cara mengukur tahanan grounding atau pentanahan (Pembumian) yang benar.
Semoga dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat buat kita semua !
Tempat kita berbagi ilmu
Dikutip dari berbagai sumber
Dan sumber : Kyoritsu Earth Tester
Pentanahan atau Grounding biasanya dipasang untuk mengamankan Suatu instalasi listrik dari bahaya sambaran petir.
Namun sebelum kita membahas mengenai Grounding dan bagaimana sebenarnya Grounding yang baik, ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal bahaya dari petir itu sendiri.
Apakah anda mengetahui bahwa Petir memiliki energi listrik yang sangat besar? bahkan ada petir yang menghasilkan listrik mencapai ratusan ribu bahkan jutaan Volt.
Apakah listrik dengan tegangan mencapai ratusan ribu volt itu berbahaya, dan seberapa besar bahaya listrik dari petir tersebut ?
Kita bayangkan saja jika kita tersengat listrik yang ada di rumah kita, listrik yang ada dirumah kita saja dapat menyebabkan bahaya terhadap manusia dan dapat menyebabkan kebakaran.
Padahal tegangan listrik yang biasa kita gunakan di rumah masih tergolong listrik dengan tegangan rendah yaitu sebesar 220 Volt.
Apalagi jika tersambar petir yang menghasilkan listrik dengan tegangan sampai ratusan ribu volt !!
"Listrik 220 Volt saja bisa membahayakan keselamatan, apalagi Petir dengan tegangan listrik ribuan Volt"
Apa itu PETIR?
Petir adalah suatu gejala alam yang sering terjadi pada saat akan turun hujan, Petir biasa juga disebut dengan Halilintar atau kilat, Petir dapat menimbulkan energi listrik yang sangat besar, bahkan bisa mencapai jutaan Volt.
Energi listrik yang dihasilkan Petir ini terjadi karena adanya pergerakan awan secara terus menerus yang menyebabkan bergesekan antara dua lempengan, baik itu antara lempengan awan dengan awan maupun lempengan awan dengan bumi.
Yang masing-masing dari dua lempengan yang bergesekan tersebut memiliki nilai potensial yang berbeda.
Lempengan awan ada yang memiliki energi potensial yang bermuatan Positif dan ada yang bermuatan Negatif, sedangkan lempengan bumi memiliki energi potensial yang bermuatan negatif.
Petir yang memiliki energi listrik dengan tegangan yang sangat besar ini, dapat menyambar ke segala arah dan bahkan sampai menyambar ke bumi. Dampak petir pada instalasi listrik
Sambaran petir yang mengarah ke bumi dapat mengenai berbagai benda yang ada di bumi, gedung, bangunan, pohon – pohon, jaringan listrik, dan lainnya.
Sambaran Petir ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Sambaran Petir langsung
- Sambaran petir tidak langsung
A. Sambaran Petir Langsung
Sambaran petir langsung adalah sambaran petir yang langsung mengenai benda yang ada dibumi, seperti gedung, tower, rumah, pohon, jaringan listrik dan lainnya.
Sambaran listrik langsung memiliki dampak kerusakan yang sangat besar.
Untuk mencegah bahaya dari sambaran listrik langsung ini, biasanya dipasang Penangkal Petir (Lightning Protection) disekitar area atau tempat yang ingin dilindungi dari sambaran petir langsung.
Penangkal Petir (Lightning Protection)
Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran petir langsung adalah dengan memasang peralatan penangkal petir (Ligthning Protection).
Penangkal petir akan menerima tegangan listrik dari sambaran petir dan mengalirkan tegangan listrik tersebut ke tanah (Bumi) melalui pentanahan (Grounding).
B. Sambaran Petir tidak langsung.
Selain sambaran petir yang langsung menyambar benda yang ada di bumi, sambaran petir ada juga secara tidak langsung.
Saat terjadi sambaran petir di dekat rumah kita, terkadang dapat menyebabkan kerusakan berbagai alat listrik atau alat elektronik seperti televisi, komputer, dan lainnya.
Padahal petir tersebut tidak langsung mengenai rumah atau peralatan listrik kita.
Lalu bagaimana sambaran petir tersebut dapat menyebabkan kerusakan ?
Ini yang disebut dengan sambaran petir tidak langsung, sambaran petir tersebut tidak mengenai benda-benda yang ada dibumi, namun gelombang induksi dari listrik yang dibawa petir tersebut mengalir melalui kabel-kabel di rumah kita dan sampai pada peralatan listrik yang kita miliki.
Induksi listrik dari petir inilah yang menyebabkan kerusakan peralatan listrik tersebut.
Dan untuk menghindari kerusakan peralatan listrik dari sambaran petir tidak langsung ini, instalasi listrik dan peralatan listrik harus dilengkapi dengan Surge Arrester.
Surge Arrester
Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran listrik tidak langsung (Induksi) adalah dengan memasang peralatan Arrester (Surge Arrester).
Baca juga: Mengenal fungsi dan prinsip kerja Surge Arrester
Arrester berfungsi untuk membuang tegangan listrik yang melebihi batasan normal dan akan mengalirkan tegangan listrik berlebih tersebut menuju pentanahan (Grounding).
Bagaimana petir yang memiliki tegangan listrik yang besar dapat dinetralisir atau dinetralkan ?
Bumi adalah sistem netral yang paling baik, dan dapat meredam dan membuang tegangan listrik dari sambaran petir tersebut.
Oleh karena itulah, baik Lightning Protection (Penangkal petir) dan surge Arrester takkan dapat berfungsi dengan baik, jika sistem pentanahan atau Grounding tidak terpasang dengan baik dan benar.
Bagaimana sebenarnya system grounding atau pentanahan yang baik dan benar?
Cara Mengukur Tahanan Grounding yang baik dan benar
Untuk mendapatkan suatu sistem grounding, pentanahan (pembumian) yang baik, maka kabel penghantar yang ditanamkan harus benar-benar terhubung ke bumi.Untuk mengetahui apakah sistem Grounding atau pentanahan yang kita pasang sudah benar-benar terhubung ke bumi, yaitu sebisa mungkin harus tidak memiliki hambatan atau resistan antara kabel grounding dengan bumi.
Namun jika tidak bisa dipastikan benar-benar 100% persen terhubung ke bumi, maka dibuatlah nilai standar maksimum dari hambatan atau resistan kabel grounding ke bumi, yaitu dibawah 2 ohm atau dibawah 1 ohm.
Sebaiknya Nilai Tahanan Grounding terhadap Bumi adalah < 2 Ohm
Bagaimana caranya kita mengetahui apakah nilai hambatan atau resistan pentanahan atau Tahanan grounding yang kita pasang sudah mencapai nilai standar, sehingga dapat dikatakan sistem grounding yang kita pasang sudah baik dan benar.
Untuk mengetahui hal ini, maka kita harus melakukan pengukuran sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yang kita pasang dengan menggunakan alat ukur grounding atau pentanahan (pembumian).
Alat ukur ini biasa disebut dengan Grounding Tester atau Earth Tester.
Berbagai jenis tipe, merek dan model alat ukur grounding atau pentanahan yang dijual di pasaran.
Salah satunya kita dapat menggunakan Grounding tester atau Earth Tester merek Kyoritsu dengan model 4102A.
Bagaimana cara menggunakan alat ukur grounding tester atau earth tester untuk mengetahui kondisi sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yang kita pasang ?
Pengukuran sistem grounding atau pentanahan memang harus dilakukan dengan benar untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar.
Cara menggunakan alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester yang benar
![]() |
Alat Ukur Pentanahan (Grounding) |
Alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester ini, dilengkapi 3 (tiga) buah lubang konektor dan 3(tiga) kabel ukur yang akan digunakan.
Ketiga kabel tersebut yaitu:
- Kabel berwarna merah (C), dihubungkan ke lubang konektor berwarna merah pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah.
- Kabel berwarna kuning (P), dihubungkan ke lubang konektor berwarna kuning pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah. Usahakan jarak antara stick atau tongkat besi yang satu dengan yang lainnya sekitar 5m – 10 m.
- Kabel berwarna hijau (E), Kabel berwarna Hijau (E), dihubungkan ke lubang konektor berwarna Hijau pada alat ukur (Earth Tester), dan ujung satunya dihubungkan ke kabel penghantar pada titik Grounding atau pentanahan yang sudah kita pasang.
![]() |
Cara menggunakan Earth Tester |
- Setelah itu putar selektor pada alat ukur (Earth Tester) untuk kita arahkan pada pengukuran dengan nilai tertinggi (skala 100 Ω) terlebih dahulu, lalu tekan tombol test.
- Jika jarum ukur belum bergerak atau bergerak namun sangat kecil, putar selektor untuk mengubah satuan skala yang lebih kecil (10 Ω).
- Jika jarum ukur masih bergerak hanya sedikit juga, maka bisa kita coba lagi dengan skala ukur yang lebih kecil (1 Ω), untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
Menghitung hasil pengukuran:
- Jika pada skala ukur 1 Ω, jarum ukur bergerak pada angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
- Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 10 Ω, dan jarum ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
- Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 100 Ω, dan jarum ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
Ingat : saat akan mulai melakukan pengukuran, jangan lupa untuk menekan Tombol test pada alat tersebut untuk mulai pengukuran.
Demikianlah artikel mengenai bagaimana cara mengukur tahanan grounding atau pentanahan (Pembumian) yang benar.
Semoga dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat buat kita semua !
Tempat kita berbagi ilmu
Dikutip dari berbagai sumber
Dan sumber : Kyoritsu Earth Tester
Bagaimana kalau grouding sudah finsi
ReplyDeleteTerima kasih sebelumnya atas kunjungan & pertanyaannya
DeleteApakah maksudnya "Bagaimana jika Grounding sudah Finis (terpasang)?
thanks
Seperti nya iya gan..
DeleteBgaimana jika penangkal petir nya sudah terpasang ke dalam tanah, dan semua kawat nya sudah terkubur di dalam tembok dan di dalam tanah. Bagaimana cara mengukur nya?
Untuk mengukurnya menggunakan Earth tester, satu kabel di hubungkan ke tanah dan kabel lainnya dihubungkan pada salah satu terminal Grounding yang ada dirumah pada stop kontak atau kwh, lebih jelasnya silahkan dilihat pada artikel: CARA MENGUKUR PENTANAHAN
Deletegan...,
ReplyDeletesaya mau sekedar tanya ya,
jasa tenaga pasang grounding berapa ya...?
berapa titik yg dipasang untuk sebuah genset...?
terima kasih
salam....
Terima kasih sebelumnya atas kunjungannya
Delete1.Biaya pemasangan Grounding sangat bervariasi, dilihat dari lokasi dan kualitas tanah. ada kalanya dengan kedalaman 10 meter, nilai tahanan sudah tercapai, dan ada yang bahkan sampai puluhan meter nilai tahanan tanahnya masih belum tercapai.
2.Jumlah Titik Grounding, sebenarnya jika memungkinkan satu titik saja sudah cukup, selama nilai tahanan groundingnya tercapai. Namun karena satu titik nilai tahanan grounding belum tercapai, maka dibuat dengan beberapa titik sampai mendapatkan nilai tahanan grounding yang diinginkan.
Semoga dapat membantu.
Terimakasih atas ilmu nya pak...mdh2n bermanfaat buat umat khusus nya saya...
ReplyDeleteSukses sellu bwt bapak..
Terima kasih atas kunjungan Anda
DeleteSalam sukses juga
kenapa semuanya dikali 2, sementara nilai pengukuran menunjuk pada angka yang berbeda, ada yang 2 dan ada yang 5?
ReplyDeleteTerima kasih atas koreksinya, sudah kita perbaiki
DeleteSalam
5 ohm apa belum cukup pak.
ReplyDeleteSebaiknya lebih rendah lebih baik, dan di ambil nilai maks.2Ohm
DeleteIjin bertanya pak,
ReplyDeleteUntuk server baiknya berapa ohm ya pak nilai resistannya ?
Jika kita belum mendapatkan nilai yg baik apakah ada cara lain pak untuk mendapatkannya?
Apakah bisa diparalel stick yg ketanahnya ?
Untuk kedalaman apakah ada aturan tersendiri ya pak, maksutnya jika saya tanam stick ground hanya pada kedalaman 4m saja
Untuk Perangkat yang sensitif, sebaiknya Tahanan Grounding <2Ohm, dan jika belum tercapai dapat diparalel dengan menambah titik
Deletebenarkah kabel arde semakin dalam ditancap ke tanah semakin bagus? kira2 berapa meter dalamnya yg ideal? Terima kasih
ReplyDeleteTentu semakin dalam semakin bagus, namun utk kedalaman bervariasi tergantung kondisi tanah, lokasi, dll
DeleteUntuk.listrik rumah sebaiknya kedalama berapa ea???
ReplyDeleteKedalaman bervariasi tergantung Kondisi tanah, sebaiknya gunakan alat ukur tahanan, Tanam Grounding sampai dapat tahanan yang baik
DeletePak numpang konsultasi..sy sedang test gronding pakai alat kyuritsu digital..hasilnya tesnya 15.4 dgn skala 20 ohm..kl angka ini masuk g y pak..swun2
ReplyDeleteSebaiknya nilai Grounding dibawah 2 Ohm
Deletethanks
Terimakasih, ,,,sangatlah bermanfaat.
ReplyDeleteSama-sama
Deletemin artikel ini dibuat pada tanggal tahun dan bulan apa? mau saya buat untuk pembuatan laporan
ReplyDeletedes 2016
ReplyDeletebisa dilihat pada url
untuk tiang listrik high mast 25 meter sebaiknya titik gronding ditempatkan dimana, maksutnya dekat dengan tiang atau berjauhanm trims
ReplyDeleteTitik Grounding bisa didekat tiang
DeleteKalau pakai rumus bisa ga
ReplyDeletemaksudnya
DeleteBro, saya ingin komen sedikit ya, tolong beri pencerahan. Pertama, melihat instalasi listrik PLN, ada yang mengikat kabel grounding hanya pada box KWH saja. Yang benar itu apakah perlu mengikat kabel grounding itu harus tersambung juga dengan kebel Netral (-). Sebab, saat saya memperhatikan teknisi PLN memasang KWH 23.000 Watts, ada 4 kabel: 1 kabel netral (-), dan ada 3 kabel plus (arus listrik). Kabel Netral ini disekrup pada satu batang plat besi, ujung plat besi ini kemudian disekrup lagi dengan kabel yang menempel pada box KWH yang terbuat dari plat besi juga. Selanjutnya kabel yang menempel pada pinggir box KWH ini disambungkan jadi kabel grounding yang ditanamkan sedalam sekitar 12 meter (sampai menemukan sumber air). Kesimpulan saya, kabel grounding yang benar itu harus terhubung langsung dengan kabel Netral (-), bagaimana menurut Bro. Mohon pencerahannya.
ReplyDeleteYa, saat ini dari Grounding dihubungkan ke Netral
DeletePak, mau tanya.. Mengapa jarak kabel arus dan kabel tegangan 5 - 10 meter? Bisa tolong dijelaskan Pak?
ReplyDeleteItu sesuai dengan Spec Alat ukurnya
DeleteMatur nuwun pencerahannya.
ReplyDeleteArah pengukuran apakah ada ketetapan. Soalnya pernah ukur ke utara dan selatan hasilnya beda. Apalagi klu di ukur tepat diatas elektroda bumi maka hasilnya lebih sedikit..mohon pencerahan mana yg lebih baik
ReplyDeleteTidak ada ketetapan arah, dan memang akan berbeda-beda karena kontur dan kelembaban tanah juga berbeda2.
DeleteToling jealsakan maksud dari overlood
ReplyDeleteMungkin artikel dibawah ini dapat membantu
DeleteApa yang dimaksud dengan Overload?
kalo misalnya posisinya sudah ada panel dan mau menambah arrester pengukuran groundingnya pentanahannya bagaimana ya jika posisinya lantai sudah disemen/beralas?
ReplyDeleteCari Tanah terdekat dari titik pemasangan Grounding, kalau tak bisa juga, terpaksa keramik dibuka sebagian untuk mendapatkan tanah
Deletemau tanya pak bro...
ReplyDeleteKenapa ya kalau hujan jaringan listrik tidak bisa dipakai untuk mencharge UPS, padahal untuk pemakaian lainnya normal??
Apakah ada kebocoran, ataukah karena tidak adanya ground??
Kalau Tidak hujan, apakah bisa untuk Charge UPS?
DeleteCoba dipastika berapa besar tegangan listrik yang masuk pada saat hujan dan pada saat tidak hujan
Bgm cara pasang kabel gronding pd tiang antena internet 24 meter. Kabel dari tombak di atas tiang bisa pakai kabel tanpa isolasi dan kontak pada Tiang itu sendiri.
ReplyDeleteatau harus kabel berisolasi dan tdk kontak pd tiang.
Dan bgm arde peralatan electronic yg dipasang di tiang, dimana di pasang grondingnya.apakah bisa digabung dgn kbl gronding utama atau di pisahkan.
Kabel Grounding untuk seluruh peralatan Electronik harus menggunakan bahan penghantara yang baik dan harus terhubung langsung ke titik Grounding. jangan menggunakan tiang tower sebagai penghantar
DeleteApa jenis kbl yg dipakai dari ujung tower Antena 24 mtr sampai ketanah.Apa boleh kbl tanpa isolasi dan bisa di klem ditiang besi antena. Atau harus kbl berisolasi dan inti kabel tdk boleh kontak lansung dgn besi.
ReplyDeleteUntuk Kabel Penghantar dari Alat penangkal petir menuju titik Grounding dapat menggunakan Kabel NYY 1 x 50mm2, sedangkan untuk Kabel yang bersentuhan dengan tanah menggunakan kabel BCC 50mm2 (Tanpa Isolasi)
Deleteberapa jangka waktu pengetesan grounding ?
ReplyDeletejika dilakukan tiap bulan apa yg terjadi gan ?????
6 Bulan Sekali, dan usahakan jangan pada saat musim penghujan/ kondisi tanah basah
ReplyDeleteKalau mau diukur sebulan sekali, tidak masalah, namun tentu lebih repot
Pak jika pengukuran menunjukan hasil 86,8 V , berapa nilai ohm yg didapat untuk groundingnya ?
ReplyDeleteLakukan pengukuran dengan alat khusus Earth tester atau Grounding Tester
DeleteSelamat siang pak
ReplyDeletesaya ingin menanyakan nilai maksimum tahanan grounding maksimal 2 ohm itu berdasarkan standart apa ya pak ?
terimakasih atas jawabannya.
Standart Grounding utk Instrumen listrik
Deleteatau jika mengikut PUIL < 5ohm ini untuk Perangkat listrik
semakin kecil tentu akan semakin bagus proteksinya,
Terima kasih pak atas jawabannya
DeleteMaaf Pak mau tanya..apa boleh tombak yg diatasi di pasang lebih rendah dari top bangunannya..
ReplyDeleteTerimakasih
Maksudnya untuk Penangkal petir?
Deleteuntuk penangkal petir harus lebih tinggi dari bangunan
Min mohon pencerahannya, kalau untuk instalasi listrik rumah dengan jenis kwh meternya token apakah harus dipasang grounding..?
ReplyDeleteKarena info dari petugas PLN yg pasang baru2 ini katanya gak boleh pasang grounding nanti error kwh nya.
Saya jadi gak pasang efeknya heater kamar mandi saya nyetrum di pipa air panas.
Yanh benar harusnya seprti apa min..?
Yang Benar adalah Seluruh Instalasi di Rumah harus dilengkapi dengan Grounding yang baik!
DeleteKalau orang PLN Bilang gak usah dipasang di KWH Meter ya Gak Apa-apa, gak usah dipasang di KWH, tetapi ke semua stopkontak dan instalasi rumah harus dipasang, dan kabel groundingnya harus dipastikan di tanam ke dalam tanah sampai dapat nilai tahanan yang cukup baik.
Admin ysh. Terima kasih atas ilmunya, "sangat bermanfaat" dan semoga menjadikan amal ibadah yg terus mengalir dari ilmu yg diajarkan. Amiin3x Ya Robbal Alamiin.
ReplyDeleteAmiin ya robbal alamiin, semoga bermanfaat untuk kita semua
DeleteMin mau nanya, untuk arde apakah bisa menggunkana besi yang di tancapkan kedalam tanah?
ReplyDeleteBoleh saja, namun memang kurang baik.
Deletedan perlu diingat Arde yang bagus itu jika nilai tahanannya <5ohm
bagaimana cara menentukan jarak jangkauan dari penangkal petir, juga surge aresster yang baik type/ model apa untuk lokasi disekitar banyak pepohonan
ReplyDeleteterima kasih atas perhatiannya.
Sesuaikan dengan radius proteksinya
DeleteAssalamualaikum admin.. mau tanya pak,jika terpasang sdh anti petir. Skitar brp meter tingkat amanx skitar area rumah. Mksh.
ReplyDeletePerlindungan Anti Petir disesuaikan dengan Spesifikasi radius Preventornya, ada yang Radius 125 Meter, 250 meter, dsb
DeleteMaksud dari kode C,P dan E pada setiap kabrl itu apa
ReplyDeleteC (Current Electrode)
DeleteP (Potential Electrode)
E (Earth Electrode)
Alhamdulillah,sangat membantu sekali pak berbagi pengalaman ilmunya, Berkah.... Sukses selalu pak...
ReplyDeleteAamiiinn
DeleteMengapa jarak elektroda dengan elektroda bantu harus 5 - 10 meter? Apa pengaruhnya jika elektroda bantu berjarak 1 meter saja dan layar sudah menunjukkan nilai angka yg di inginkan 2 ohm misalnya.
ReplyDeleteJarak antar Probe elektrode 5 meter untuk memperluas bidang tanah yang terukur, dan sudah sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan
DeleteApa bisa mengukur arde penangkal petir dengan avometer, dan kalo bisa gimana cara nya
ReplyDeleteKalau Mengukur Arde / Ground Penangkal atau Penyalur Petir Menggunakan Avometer Menurut Saya Bukan Spesifikasinya.
DeleteMenurut Saya Jika Menggunakan Avometer Bukan Spesifikasinya Untuk Mengukur Sebuah Resistansi Pada Sistem Penyalur Petir Yang Dibangun.Jika Menggunakan Avometer Biasanya Digunakan Untuk Mengukur Antara Ground dan Neutral.
DeleteMau tanya pak, kalau mengukur grounding sudah terpasang di gedung bertingkat(contohnya di lantai 25) caranya gimana pak? Terimakasih sebelumnya
ReplyDeleteSebenarnya pengukuran "Grounding" itu cukup dilakukan pada Junction Box yang ada di Bawah (tempat Kabel Grounding ditanam), selanjutnya. selanjutnya dipastikan kabel-kabel Grounding terhubung satu dengan lainnya.
DeleteNamun jika dirasa perlu melakukan pengukuran Kualitas Grounding yang terpasang pada bangunan bertingkat, caranya sama dengan penjelasan diatas, karena kabel pengukuran tidak cukup panjangya, dapat dilakukan dengan menyambung Kabel penghantar ke bawah (tanah).
Pak Rahmad Azly untuk di dalam gedung dengan alat ukur yang bapak maksud kabel E ke kabel grounding nya? kemudian kabel C dan P dihubungkan kemana pak. Terimakasih atas advise dari bapak yang sangat bermanfaat.
ReplyDeleteKabel E dihubungkan ke Titik Gorunding pada Instalasi yang akan diukur (mis: Terminal Arde pada Stopkontak di Gedung, Terminal Arde yang ada di dalam Box Panel).
DeleteKabel C & Kabel P dihubungkan ke Tanah/Bumi
pak saya mau tanya, referensi nya mana yang menyatakan bahwa cara membaca hasilnya seperti itu? kenapa harus di kali lagi dengan selektor? saya tidak menemukan cara seperti itu di dalam manual Book produk kyoritsu.
ReplyDeleteTerimakasih.
Tertera di Manual book, Silahkan dibaca kembali Manual Book nya
DeletePermisi ijin bertanya. Pengetesan atau pengukuran grounding yg dilakukan namun tak terbaca pada alat ukur. Faktor apa saja penyebabnya
ReplyDeleteKemungkinan Kabel ukur tidak terhubung dengan benar, atau Grounding tidak terhubung atau tidak tertanam dengan baik sehingga nilai tahanan sangat tinggi dan tidak terbaca
DeleteSelamat siang pak, Alat ukur grounding di tempat saya rangenya 20,200, dan 2000 ohm, apakah jika layar digital menjukan angka 0.7 ohm, ketika selektor diarahkan ke 20 ohm, itu hasilnya 0.7 x 20 : 14 ohm apakah benar seperti itu pembacaannya?
ReplyDeleteterima kasih sebelumhya
iya
Delete